Peta Administrasi Kota Semarang
“Terwujudnya
Semarang Sebagai Kota Perdagangan dan Jasa yang Berbudaya Menuju Masyarakat
Sejahtera”
–
Visi Kota Semarang 2010-2015
Seperti pemaparan visinya, Semarang memiliki fungsi utama
sebagai kota perdagangan dan jasa, dengan banyaknya sektor industri.
Kawasan Industri Candi Semarang
Di samping itu, Semarang juga mengedepankan potensi di
bidang pariwisatanya. Wisata yang ada berupa:
wisata alam
Kampoeng Wisata Taman Lele
wisata sejarah
Lawang Sewu
wisata religius
Masjid Agung
wisata keluarga
Taman Wisata Wonderia
wisata belanja.
Pasar Johar
Ekonomi Kota Semarang cukup besar
karena statusnya sebagai ibu kota provinsi Jawa Tengah. Perekonomian Kota
Semarang menurut data BPS 2012 didominasi sektor Industri dan sektor
Perdagangan. Kawasan CBD di Semarang berupa Simpang Lima City Center
(SLCC), Pemuda Central Business District
(PCBD), dan Gajahmada Golden Triangle (GGT). Kini Kota Semarang
semakin berkembang pesat diberbagai bidang, dengan tagline-nya
SEMARANG SETARA (Semarang Kota Sejahtera).
SLCC
PCBD
Kondisi Strategis
Kota Semarang :
a. Potensi bagi
simpul transportasi Regional Jawa Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah.
Posisi lain yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar
Jawa, secara langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah (pelabuhan
dan Bandar Udara).
b. Berada pada
jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, merupakan perlintasan moda transportasi
darat (Kereta api, Bus dan Kendaraan) dari Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat
dengan Provinsi Jawa Timur atau menuju Jawa Tengah Selatan dan Provinsi
Yogyakarta.
c. Merupakan
koridor pembangunan Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang
yaitu: koridor pantai Utara (pelabuhan); koridor Selatan ke arah kota-kota
dinamis seperti Kabupaten/Kota Magelang, Kota Surakarta dan Kota Salatiga yang
dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten Demak,
Kabupaten Grobogan, Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara; dan Koridor Barat
menuju Kabupaten Kendal, Kabupaten/Kota Pekalongan.
d. Merupakan
daerah Hinterland dan Area Metropolitan Kedungsapur (Kendal, Demak, Ungaran /
Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Purwodadi /Kabupaten Grobogan) dengan
penduduk sekitar 6 juta jiwa, merupakan Wilayah Metropolis terpadat ke 4,
setelah Jabodetabek (Jakarta), Gerbangkertosusilo (Surabaya), dan Bandung Raya.
Penduduk Semarang umumnya adalah suku
Jawa dan menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Agama mayoritas
yang dianut adalah Islam. Semarang memiliki komunitas Tionghoa yang besar.
Seperti di daerah lainnya di Jawa, terutama di Jawa Tengah, mereka sudah
berbaur erat dengan penduduk setempat dan menggunakan Bahasa Jawa dalam
berkomunikasi sejak ratusan tahun silam. Jumlah penduduk Kota Semarang hingga
Maret 2015 sebanyak 1,765,396. (sumber: dispendukcapil Kota Semarang).
Sebagai ibukota Jawa Tengah, Semarang
memiliki budaya yang sangat kental. Salah satu tradisi adat dari Semarang
adalah perayaan tradisi Dudgeran. Dari tradisi tersebut, kita dapat melihat
percampuran seluruh budaya yang ada di Semarang. Semarang memiliki beberapa
kesenian lokal yang dapat ditonjolkan di berbagai acara, contohnya adalah
Tarian Semarangan, Tari Topeng, dan Gambang Semarang.
Tari Semarangan
Sarana dan prasarana
yang ada pun terbilang memadai. Salah satunya sarana olahraga di Semarang,
terdapat stadion yang kerap dijadikan latihan oleh tim sepak bola PSIS dan
biasa dipakai juga oleh masyarakat sekitar untuk sekedar jogging pagi. Sasana Tinju Tugu Muda Semarang juga menjadi sarana
olahraga favorit masyarakat. Untuk fasilitas kesehatan, tidak diragukan lagi.
Adanya RSUP Dr. Kariyadi, RSUD Kota Semarang, Rumah Sakit Elizabeth, dan banyak
rumah sakit lain sangat membantu kesehatan warga kota Semarang. Jumlah sarana
pendidikan juga tidak kalah banyak dan didukung pula oleh beberapa perguruan
tinggi yang besar, yaitu Universitas Negeri Semarang dan Universitas
Diponegoro.
Dalam sisi
transportasi, Semarang memiliki jumlah angkutan umum massal yang cukup
mendominasi wilayah tersebut. Kota Semarang dapat
ditempuh dengan perjalanan darat, laut, dan udara. Semarang dilalui jalur pantura
yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota di pantai utara Pulau Jawa. Saat
ini sedang dibangun jalan tol yang menghubungkan Semarang dengan Solo. Angkutan
bus antarkota dipusatkan di Terminal Terboyo, Kecamatan Genuk. Angkutan dalam
kota dilayani oleh bus kota, angkot, dan becak. Pada tahun 2009 mulai
beroperasi TransSemarang, yang juga dikenal dengan BRT (Bus Rapid Transit), sebuah moda angkutan massal meskipun tidak
menggunakan jalur khusus seperti busway (Trans Jakarta) di Jakarta. Adanya
Stasiun Tawang, Stasiun Poncol, dan Bandara Ahmad Yani turut berperan serta
dalam mendukung keadaan transportasi Kota Semarang.
Bus
Rapid Transit atau TransSemarang
Semarang sendiri
berpotensi menjadi kota yang mandiri dalam perekonomian karena banyaknya sektor
industri dan perdagangan jasa yang ada di kawasan tersebut. Di sisi pariwisata,
banyaknya wisata yang tersebar secara merata dapat menjadi nilai plus bagi Kota
Semarang sendiri untuk menarik wisatawan hadir ke kota ini.
Setiap kota pasti
memiliki permasalahan. Kota Semarang memiliki beberapa permasalahan. Yang
pertama, permasalahan lingkungan. Kota Semarang kerap banjir ketika musim
penghujan. Hal ini disebabkan karena jumlah sampah di Semarang tidak
terkontrol. Kedua, masalah pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak terkontrol
dan tidak merata. Ketiga, masalah kemacetan yang muncul di beberapa tahun
belakangan ini, yang juga merupakan dampak dari pertumbuhan penduduk yang
pesat.
Karina Danastri Hanindita - 3614100093
Ditulis untuk tugas mata kuliah Perencanaan Kota – Jurusan
Perencanaan Wilayah dan Kota – Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya - 2016